Minggu, 26 Desember 2010

Suka dan Kesukaan

Sedikit cerita tentang rasa suka. Banyak dari kita yang menyukai sesuatu, seseorang, suatu kondisi, sebuah kenangan, kegiatan tertentu, apapun itu.

Dari kecil saya menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan puzzle. Sekolah TK (begitu saya menyebutnya dulu^^), menurut saya adalah surga dunia, ia punya begitu banyak puzzle, saya bebas memilih, bebas bermain, dan bebas mengacaukan dan mengulang-ngulang menyusun  puzzle-puzzle itu. Itu sebabnya saya juga senang  bermain petak umpet saat kecil. Menemukan dan mencari adalah sesuatu yang menarik bagi saya. Saat sedikit lebih besar, saya benar-benar jatuh cinta dengan scrabble. Bagi saya saat itu, scrabble merupakan jenis puzzle yang sedikit memiliki nilai tambah. Perlu memakai otak 3 kali lipat untuk memainkannya :D. Saat sudah besar, puzzle yang saya coba pecahkan setiap hari adalah mencari barang-barang yang hilang di kamar, :D, ah, jenis ini jelas bukan puzzle yang membanggakan untuk dipecahkan, jelas-jelas tidak menyenangkan >.<. Satu hal yang sama, saya masih tergila-gila dengan puzzle, dan akan terus tergila-gila. Karena kesulitan mencari puzzle dengan tingkat kerumitan lebih tinggi daripada yang saya mainkan saat TK ;p, saya lebih memilih memainkan puzzle dalam bentuk permainan komputer: JigSaw, Chess, Jamdat Sudoku :p. Lebih murah jelas (cost effectiveness mahasiswa rantau :p) dan lebih bervariatif tentunya.

Membaca. Jelas kewajiban. Harus saya akui, membaca buku-buku kedokteran merupakan tantangan yang luar biasa. Saat saya tertantang, dengan semangat membara, tentu belajar sangat menyenangkan, ada puzzle yang harus bisa dipecahkan dengan alur logika dan seni disana. Merangkaikannya menjadi sesuatu yang runut. Dimulai dari etiologi atau penyebab suatu penyakit, patofisiologi atau urutan penyebab hingga menjadi gejala yang timbul pada pasien, sampai ke tahap pengobatannya. Namun saat loyo datang, syaitonirrojim berkeliaran diantara tumpukan buku, menari-nari diantara lembaran kertas, membaca sesuatu yang menyegarkan tentu menarik. Fiksi. Yeah, i love fiction!!. 

Jenis buku-buku fiksi yang saya sukai sejak kecil adalah jenis petualangan (apa yaa istilah para penggila buku menyebutnya?^^). Teringat suatu hari saya melihat perpustakaan (pasif >.<) sekolah yang pintunya sedikit terbuka. Saya katakan pasif karena sayangnya perpustakaannya tidak berjalan. Hanya sekali-kali dibuka jika kebetulan guru bahasa indonesia hendak meminjam beberapa buku cerita penuh debu untuk kami baca keras-keras di dalam kelas. Saya masuk ke ruangan gelap, tersudut di ruangan kecil dan berdebu di pojok bangunan itu. Saya lihat judul cerita dan cover buku-buku yang berjejer berantakan di atas rak. Saya pilih salah satu yang tampak menarik. Sekitar 4-5 orang anak dengan pakaian pramuka nampak sedang berada di atas balon udara dengan wajah yang sangat sumringah. Sungguh cerita yang sangat berkesan bagi saya saat itu, sangat menginspirasi, namun sayangnya saya lupa judul buku cerita tersebut T_T. Maka tak heran, saat ini, saya begitu tergila-gila dengan novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Harry Potter, Negeri 5 Menara, dan buku-buku lain yang mengandung unsur petualangan di dalamnya.

Cerita fiksi memang menyenangkan. Tetapi yang menenangkan bagi saya adalah buku-buku penuh hikmah, menginspirasi, penyemangat, dengan quote yang luar biasa, menambah ilmu, wawasan, buku-buku yang mengajarkan tentang islam, ibadah dan muamalah, karena semakin menganal agama maka kita akan semakin cinta. Tak kenal maka ta'aruflah. Tak tau maka bacalah. Tak faham maka tanyakanlah.

Sekarang ini saya sedang menikmati lagu-lagunya Maher Zain. Musisi swedia asal lebanon dengan lirik yang luar biasa dan lagu yang menyentuh. Sungguh, semoga allah memberikan rahmatNya untuk siapapun yang dapat mengantarkan umat manusia menemui hidayahNya. Lagu-lagu dengan power lirik luar biasa saya temukan pada lagu-lagu jepang. Saya senang dengan kreatifitas mereka. Tak melulu cinta. Tak melulu gaya hedonis yang mereka angkat dalam lirik. Seringkali mereka lebih mengangkat tema-tema motivasi, bekerja keras, berjuang, dan hikmah-hikmah kehidupan. Salut untuk J-Pop dengan lirik-lirik luar biasanya.

Ah, sudah cukup banyak saya membahas kesukaan pribadi saya. Satu hal yang harus menjadi catatan, tiadalah arti semua kesenangan itu di atas tanpa keinsyafan bahwa diri ini di dunia hanya sesaat. Semua kesenangan itu hanya sekadar untuk menemani kita dalam perjuangan di dunia dalam mengumpulkan bekal di akhirat nanti. Jangan sampai berlebihan, neraca keseimbangan harus tegas dan kokoh disana. Satu kalimat yang pernah dikatakan ayah saya tentang kesenangan kepada anak-anaknya: "Janganlah kalian terlalu banyak memiliki kesenangan yang bermacam-macam. Senang ini itu. Suka hal ini hal itu. Mau ini dan itu. Karena ia akan melenakan. Mencuri waktumu. Melemahkan. Cukuplah sedikit kesenangan dalam waktumu yang berharga."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar